KRITIK / ESAI
PUISI “MALU (AKU) JADI ORANG INDONESIA” KARYA TAUFIQ ISMAIL
Sebagaimana
yang saya lakukan pada pekan-pekan sebelumnya, kali ini pula saya akan
menuangkan kritikan atau ulasan dalam bentuk esai terhadap suatu karya sastra
dalam bentuk puisi yang berjudul “Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia” karya
seorang sastrawan bernama Taufiq Ismail yang lahir di Bukit Tinggi, pada
tanggal 25 Juni 1935.
Berdasarkan
judul puisi tersebut yang kemudian dilanjut dengan melihat, membaca serta memahami isi yang terdapat dalam puisi yang
berjudul “Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia” tersebut, dapat dijelaskan bahwa
puisi tersebut menjelaskan tentang bentuk kekecewaan yang dirasakan oleh rakyat
terhadap keadaan suatu Negara, mengingat suistem pemerintahan yang dilaksanakan
justru meresahkan rakyat. Padahal, sebagaimana dalam bait-bait awal pada puisi
tersebut dituangkan perasaan bangga yang dirasakan oleh seorang anak muda
karena negaranya diakui dunia akibat kegigihan para pahlawan guna memerdekakan
sebuah Negara, yaitu Negara Indonesia.
Namun,
kebanggaan itu luntur seketika dan berubah menjadi sebuah kekecewaan yang
begitu besar, mengingat kesadaran akan pentingnya HAM tidak lagi diperhitungkan
sehingga hukum tidak dapat ditegakkan dengan benar. Bahkan, yang terjadi banyak
korupsi dimana-dimana, serta seringkali bantuan sosial yang semestinya
ditujukan untuk masyarakat yang tidak mampu justru dimanfaatkan sendiri olrh
prjabat-pejabat pemerintah, seakan-akan bahwa menjadi pejabat adalah kesempatan
untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tanpa harus memperhitungan kepentingan
orang lain.
Hal itu
pula yang menjadi dasar akan rusaknya sebuah Negara, akibatnya rakyat-rakyat
menengah bawahlah yang merasakan penderitaannya. Hal itu tentu tidak lepas dari
perlakuan oknum-oknum yang tidak memiliki rasa tanggungjawab karena lebih
mementingkan dirinya sendiri sehingga masyarakat merasa lemah akibat penindasan
tersebut dan tidak merasakan kemerdekaan sama sekali dan menganggap bahwa
kemerdekaan hanyalah lambang atau simbol belaka. Akhirnya, keadaan seperti ini
tentu memunculkan sebuah pemikiran dari kebanyakan rakyat kecil bahwa dirinya
tidak bangga, tetapi justru malu menjadi orang Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar